Proyek Pembangunan Gedung Neonatal ICU (NICU) Rumah Sakit GSM Mahulu, Rabu (27/09/2023). (Dok. Istimewa) |
Beritamahulu.com, Ujoh Bilang - Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek Pembangunan Gedung Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Gerbang Sehat Mahulu (GSM), dipanggil Kepolisian Daerah Kalimantan Timur untuk memberikan klarifikasi atas pengaduan masyarakat terkait adanya dugaan tindak pidana korupsi pada Proyek Pembangunan Gedung NICU-RS GSM yang berasal dari APBD Mahakam Ulu Tahun Anggaran 2022.
Dalam surat yang bernomor B/642/IX/RES.3.3/2023/Ditreskrimsus, Polda Kaltim meminta Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DINKES-P2KB) Mahulu untuk memerintah PPK dan PPTK pada kegiatan proyek tersebut untuk hadir memberikan keterangan dikantor Polda Kaltim, Balikpapan, pada Selasa (26/09/2023) Pukul 09.00 Wita.
Proyek Pembangunan Gedung Neonatal ICU (NICU) Rumah Sakit GSM Mahulu, Rabu (27/09/2023). (Dok. Istimewa) |
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu, dr Petronela Tugan, M.Kes yang pada masa itu juga menjabat sebagai PPK menjelaskan bahwa Gedung NICU-RS GSM tersebut sudah selesai dibangun.
"Gedung tersebut sudah selesai dan sudah diuji fungsi, alatnya sudah ada, hanya akses jalannya itu yang terkendala. Sebenarnya itu saya sudah minta kontraktor untuk membantu dikasih akses paling tidak disemenisasi supaya bisa dipakai," ujarnya kepada Media ini, Rabu (27/09/2023).
Proyek Pembangunan Gedung Neonatal ICU (NICU) Rumah Sakit GSM Mahulu, Rabu (27/09/2023). (Dok. Istimewa) |
"Awalnya kita bukan disitu, kita adendum ketika rekayasa lapangan pihak kontraktor itu keberatan dilokasi yang sebelumnya karena itu didalam gedung, ditengah-tengah rumah sakit dan mereka harus membongkar selasar, kemudian akses masuknya material agak susah,"jelasnya.
Petronela Tugan yang akrab dipanggil dr Nela melanjutkan, pihaknya mengecek kembali masterplan proyek yang seharusnya bangunan tersebut dekat dengan OK (Kamar Operasi) dan Kebidanan.
"Karena memang kondisi lokasi kita seperti itu, sehingga kita pindah kebelakang dan ternyata elevasinya cukup tinggi 30 hingga 40% sehingga mereka (kontraktor. Red) habis untuk pondasi dan akhirnya kita sempat CCO (Contract Change Order) dan saya tidak mau mengurangi fungsi," terang dr Nela.
"Saya minta CCO boleh tapi untuk bagian luar saja untuk Alcopan, Alcopannya untuk separuh saja dikurangi, jadi mereka itu betul-betul ngepres anggaran mereka, yang ada justru mereka yang rugi bukan kita yang rugi. Kalau saya bilang tipis mereka punya keuntungan karena pada saat CCO saya ada melihat langsung perhitungannya," lanjutnya.
Saat ditanya terkait pemanggilan oleh Polda, dr Nela mengaku bahwa pihaknya dimintai keterangan apakah proyek pembangun gedung tersebut mangkrak atau tidak. Dr Nela menjelaskan bahwa gedung tersebut tidak mangkrak hanya saja belum difungsikan lantaran akses jalan menuju gedung tersebut belum ada dan dokter spesialis anak belum ada.
Kepada media ini, dr Nela mengatakan akan segera memfungsikan gedung tersebut sebelum akhir tahun 2023 ini.
Ia menambahkan pihaknya sudah mengajukan anggaran untuk membangun askses jalan ke gedung tersebut pada APBD Perubahan pada tahun 2023 ini, akan tetapi pihaknya mengatakan bahwa pengajuan anggaran pada APBDP hanya bisa perencanaannya saja sementara realiasi fisiknya pada tahun 2024 mendatang.
"Nanti saya coba menghitung dananya kira-kira berapa diambil dari dana pemeliharaan rumah sakit, mau kami cor aja sudah itu supaya teman-teman bisa pakai untuk perawatan anak sementara ini karena ruang perawatan anak yang saat ini juga kurang memadai dan dokter spesialis anak juga belum ada," tutupnya.
Untuk diketahui, Proyek Pembangunan Gedung NICU RS GSM Mahakam Ulu, Nomor Kontrak: 440.027/235/KONTRAK/DINKESP2KB-PPK/VII/2022 dengan nilai anggaran sebesar Rp. 4.034.942.588 telah selesai dibangun, hanya saja gedung tersebut belum difungsikan sebagaimana mestinya. (MM/BM)