Gua Cihan |
Halo Pembaca Beritamahulu.com, kali ini saya ingin menceritakan sebuah tempat wisata dan traveling yang cukup menarik untuk dikunjungi. Nah, kali ini yang akan saya ceritakan bukanlah tempat yang sudah terkenal seperti Bali, Tana Toraja dan tempat wisata terkenal lainnya, melainkan sebuah destinasi wisata didaerah perbatasan RI-Malaysia yang menurut saya wajib anda kunjungi.
Tempat ini bernama “Cihan”. Cihan adalah nama anak
sungai Mahakam, tepatnya di daerah Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari, Kabupaten
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Indonesia. Untuk datang ke tempat ini anda harus
merogoh kantong anda agak dalam, dari Samarinda saja menggunaan Kapal Mahakam
menuju Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, membutuhkan waktu 2 hari 2 malam, dan
melanjutkan perjalanan menggunakan Speed boat sekitar 6 jam dan harus melewati
jeram yang sangat ekstrim baru tiba di daerah Tiong Ohang.
Daerah yang di diami oleh Suku Dayak Aoheng dan Soputan
ini menyimpan banyak kisah dan sejarah yang menarik jika kita ingin
menelusurinya. (Pada akhir artikel ini saya akan menjelaskan estimasi biaya
anda dari Samarinda menuju Tiong Ohang).
Nah, didalam anak sungai Cihan ini ada sebuah tempat
pemakaman lama Suku Dayak yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun yang
terletak dimulut gua Cihan. Saat saya mengunjungi tempat ini pada tahun 2019
lalu, banyak pengalaman unik dan menarik yang saya dapatkan ditempat ini, salah
satunya adalah banyaknya peti jenasah yang hanya ditaruh dimulut gua dan
terdapat banyak tulang belulang atau tengkorak manusia yang berserakan.
Bahan untuk membuat peti jenasah yang digunakan orang
Dayak pada masa itu yaitu terbuat dari kayu Ulin. kayu Ulin merupakan salah
satu kayu yang paling keras dan biasanya digunakan sebagai material bangunan
karena struktur kayu yang kokoh dan mampu bertahan hingga puluhan tahun bahkan
ratusan tahun.
Sebagai sebuah tradisi Suku Dayak, peti jenasah yang
digunakan untuk memakamkan kerabat mereka yang sudah meninggal wajib
menggunakan kayu Ulin ini agar peti matinya tidak mudah rusak karena pada masa
itu mereka belum mengenal memakamkan jenasah didalam tanah, sehingga jenasah
hanya ditaruh dimulut-mulut gua terdekat.
Didekat mulut gua ini sendiri banyak terdapat
barang-barang berharga milik orang yang sudah meninggal yang dimakamkan
disekitar gua seperti “Jangin” dalam bahasa lokal. Jangin adalah sebuah kotak
besi yang terbuat dari besi kuning yang mirip seperti kotak emas. Jangin ini
sendiri biasa digunakan suku Dayak untuk menaruh barang-barang berharga dan
kerap juga digunakan untuk menyimpan daun sirih, kapur dan pinang.
Untuk tidak menginjak tengkorak manusia yang
berserakan, kita harus berjalan dicela-cela batu dengan tetap memperhatikan
langkah kaki kita. Saat anda berkunjung ketempat ini, diwajibkan membawa pemandu
lokal yang berpengalaman walaupun jarak dari perkampungan sekitar 30 menit,
alangkah baiknya tetap waspada karena tempat ini masih tergolong daerah yang
masih dikelilingi oleh hutan.
Anda penasaran kan dengan tempat ini, silahkan tonton video perjalanan saya berikut ini menuju Sungai Cihan ya…
Bagaimana menurut anda, apakah destinasi wisata ini
menjadi salah satu yang anda minati, jika anda ingin berkunjung ketempat ini
khususnya para wisatawan dari mancanegara, anda bisa menghubungi saya dan tim
yang bisa membantu anda untuk menuju ketempat ini.
Untuk estimasi biaya perjalanan anda dari
Samarinda-Long Bagun menggunakan kapal Mahakam, berkisar Rp. 500.000 ($33)
perorang untuk biaya speedboat dari Long Bagun-Tiong Ohang berkisar Rp.
1.000.000 ($65) perorang.
Alternatif jalan darat juga bisa anda gunakan tapi agak
sedikit mahal, saya merekomendasikan anda untuk menggunakan kapal Mahakam agar
anda dapat menikmati perjalanan anda menyusuri sungai Mahakam dan menikmati
sunset dari atas kapal pada sore hari.
Nah, masih banyak objek wisata di daerah Mahakam Ulu
yang akan saya review pada artikel berikutnya, terimakasih telah berkunjung.