Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh, SH & Wakil Bupati Mahakam Ulu, Drs. Y Juan Jenau |
Beritamahulu.com, Mahulu - Perpolitikan di Mahulu saat ini tidak mudah ditebak begitu saja terlihat jelas dari suasana politik yang semakin hari semakin memanas, dari isu gandeng bakal calon dari kalangan birokrasi hingga isu dua periode. Kalimat ini ditujukan khusus terhadap salah satu bakal calon bupati Mahulu, Yohanes Juan Jenau, yang sekaligus masih menjabat sebagai Wakil Bupati Mahakam Ulu aktif saat ini.
Media ini menghimpun kutipan para tokoh masyarakat
hingga pemerhati politik di Kabupaten Mahakam Ulu yang secara diam-diam membuat
penilaian khusus terhadap kedua tokoh fenomenal dari partai Gerindra, yakni
Bonifasius Belawan Geh selaku Bupati Mahulu aktif dan Juan Jenau wakilnya dari
partai PDIP.
Salah seorang tokoh masyarakat Mahulu ditemui media ini
di salah satu kedai kopi di daerah samarinda belum lama ini, mengatakan bahwa langkah Juan
Jenau berpisah dari Boni merupakan langkah spekulatif, artinya Juan membuang
peluang 65% menang. Tapi jika mereka tidak berpisah, kemungkinan besar mereka
bisa meraup suara mencapai 75% kemenangan.
“Sekarang ini jalur independen yakni Luhat Juan dan
Yosef Nyangun Alui mewarnai perpolitikan di mahulu ini dan bisa jadi mereka
bisa menang jika mereka lolos tahapan verifikasi di KPU, karena masyarakat
merasa bahwa jagoan mereka yang selama ini dianggap akan bersatu malah bercerai
demi kepentingan masing-masing," ungkap pria berusia paruh baya itu dan menolak
namanya disebutkan.
Ia menambahkan juga bahwa langkah Boni menggandeng
Yohanes Avun yang selaku Sekda Mahulu bukan juga langkah tepat, karena kedua
partai raksasa yakni Gerindra dan PDIP merupakan koalisi ditingkat nasional.
“Jokowi dan Prabowo sudah mengakhiri pertarungan mereka
tahun lalu, saat ini mereka bersama membangun Indonesia dengan satu komando.
Nah, jika Mahulu ini diindikasikan tidak satu komando, yang kita khawatirkan
justru akan ada gerakan diluar garis batas,” ungkapnya seraya memberikan
isyarat tangan disilang.
Sementara itu, saat media ini menkonfirmasi terkait
langkah Juan Jenau berpisah dari Bonifasius dalam pilkada serentak tahun 2020
ini, ia membantah dengan lantang mengatakan bahwa dirinya tidak pernah ingin
berpisah.
“Mana ada! Saya sudah melamar kok menjadi bakal calon
wakil bupati mendampingi beliau untuk dua periode, tapi pihak mereka saja yang
tidak mau menerima. Isitilah adat kita itu, saling lamar melamar,” tegas Mantan
Ketua DPRD Kubar periode 2000-2004 itu, di Samarinda, Kamis (05/03/2020).
DPC Partai PDIP Mahulu mendaftar bakal calon wakil Bupati Mahulu ke kantor DPC Partai Gerindra Mahulu |
“Ada juga isu yang menuding saya mau mengkriminalisasi
salah satu bakal calon jika tidak maju bersama saya, saya katakan bahwa semua
itu hoax dan tindakan tersebut bukanlah tindakan yang gentlemen. Saya akan
bertarung secara fair (adil), jika Tuhan menghendaki saya jadi bupati, ya
terjadilah kehendak-Nya bukan kehendakku. Saya tidak ambisi kok,” papar Juan.
Juan Jenau saat ini mengaku bahwa dirinya mengikuti
mekanisme dan tahapan partai PDI Perjuangan di pusat.
“Sementara kalau saya hanya berharap tetap bergabung dengan
Gerinda, ada tanda-tanda atau gejala saya gagal maju baik sebagai calon bupati
atau calon wakil bupati, karena seandainya pada the last moment saya dibuang oleh
Gerindra karena pak Boni benar-benar menggandeng Yohanes Avun, maka yang gigit jari
ya, Juan Jenau,” jelasnya.
Mantan Kepala STM Tering ini juga menegaskan bahwa
dirinya tidak akan mengambil langkah spekulatif yang bisa menjerumuskan dirinya
untuk tidak maju dalam kontestasi politik di pilkada serentak tahun ini, tapi
jika Petahana serius menggandeng dirinya untuk kembali membangun Mahulu dua
periode, dirinyapun siap dan berharap itu terjadi. Tapi fakta yang ia hadapi
bahwa Boni menggandeng Yohanes Avun.
“Langkah antisipasi yang saya ambil adalah ikuti mekanisme
dan tahapan di PDI Perjuangan, walaupun untuk Mahulu masih ditunda karena saya
belum memutuskan nama wakil saya, sebenarnya, saya masih berharap tetap
berpasangan dengan Pak Boni, ataupun dengan Pak Yohanes Avun. Ternyata faktanya adalah Pak Boni dan Pak Avun memilih
bersatu menjadi calon bupati dan calon wakil bupati, ya silakan,” ujarnya.
Akhirnya, saya, Juan Jenau, lanjutnya, harus mengambil
langkah untuk mantap maju menjadi calon bupati dari PDI Perjuangan dengan
keyakinan karena berkat dukungan dari DPD dan DPP PDI Perjuangan, sekarang saya
berangkat ke Jakarta, mudah-mudahan dalam waktu singkat rekomendasi partai bisa
saya pegang.
Saat ditanya terkait wacana bakal calon wakil yang
mendampingi dirinya dari kalangan milenial, ia menjawab dengan santai seraya
tersenyum, “Ditunggu saja dulu,” jawabnya sambil menyuguhkan teh kotak kepada
awak media ini.
“Intinya, saya sudah melamar tapi tidak dianggap,
berarti mereka yang buang saya, bukan saya yang mengkhianati mereka,” tutupnya.
(MM/BM)