Petinggi Kampung Matalibaq, Suprayitno/Foto istimewa www.beritamahulu.com |
Beritamahulu.com, Wanapariq - Kampung Wanapariq, merupakan kampung yang berada di
hulu sungai pariq. Kampung yang akrab disebut SP 2 ini rupanya bukanlah kampung
yang terisolir seperti yang dipikirkan oleh segelintir orang. Walaupun dengan
keterbatasan seperti akses jalan yang belum ada, namun Kampung Wanapariq
berusaha untuk menjadi kampung yang mandiri dalam segala hal, buktinya dari
segi pembangunan kampung ini cukup siknifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Tampak jalan yang sudah di semen dan juga lapangan bulu tangkis/Foto istimewa www.beritamahulu.com |
Melalui Sumber dana dari APBK tahun 2018, Pemerintah
kampung Wanapariq membangun tempat penggilingan tahu untuk menambah pemasukan
bagi kampung yang berjumlah 30 Kepala Keluarga (KK) tersebut.
Petinggi Kampung Wanapariq, Suprayitno mengatakan
bahwa motivasinya membangun penggilingan tahu ini yaitu, pertama adalah untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat dan yang kedua untuk kemandirian usaha
masyarakat.
Gedung penggilingan tahu wanapariq/Foto istimewa www.beritamahulu.com |
Dana yang digelontorkan untuk membangun penggilingan
tahu ini sebesar Rp. 100 jutaan, jelas
Suprayitno.
Menanggapi soal mengundang Bupati, Suprayitno
mengungkapkan bahwa ia sangat ingin mengundang bupati, namun ia masih ragu
apakah Bupati berkenan atau sudi berkunjung ke Kampung kecil yang ia pimpin
saat ini.
“Ya itu semua pasti ada, namun untuk saat sekarang, yaitu
kemauannya ada namun kapan masih belum tau apakah Pak Bupati sudi mengunjungi
kampung kami, ungkapnya.
Iapun menambahkan soal pengelolaan penggilingan tahu
ini dikelola oleh BUMK dan juga warga Kampung Wanapariq.
“Untuk sementara ini yang kelola (Penggilingan tahu.
Red) yaitu BUMK sama warga,” tambahnya.
Pria kelahiran Jawa Tengah ini, menjelaskan bahwa
Penggilingan tahu ini dibangun tahun 2018, lama membangun selama satu bulan,
sudah termasuk dengan penyedian peralatan dan juga mesin penggilingannya.
Selain itu pula, Ketua BUMK Wanapariq, Intoko, menuturkan
bahwa untuk sementara Produksi tahu hanya untuk kebutuhan dilingkup kampung, namun
demikian ia juga mengungkapkan bahwa akan mencari konsumen-konsumen dari
Kampung tetangga hingga ke Kabupaten sehingga Produksi tahu ini tidak merugi.
Ketua BUMK, Intoko/Foto istimewa www.beritamahulu.com |
“Bahan bakunya untuk saat ini masih membeli, artinya
untuk tahap awal modal itu sudah ada dua pikul, dibeli di Long Iram”, Imbuhnya.
“Dan untuk berikutnya kami juga berupaya dari
masyarakat, kami dari pemberdayaan kampung nantinya ada tanam kedelai sendiri.
Sehingga pihak BUMK nantinya menjual dan nanti jadi tahu dan masyarakat juga
membeli dan nantinya juga akan dipasarkan ke luar kampung,” imbuhnya.
Mesin Penggilingan Padi Wanapariq/Foto istimewa www.beritamahulu.com |
Intoko juga menjelaskan bahwa saat ini ia sedang
berupaya memproduksi dan berusaha mencari jaringan pemasaran, sehingga tidak
harus menunggu. Karena menurutnya tahu hasil produksi hanya bisa bertahan
selama satu hari dan satu malam saja.
Jika konsumen nanti tidak ada, maka tahu yang sudah
diproduksi akan digoreng sendiri atau dimasak, jelasnya.
Ia berharap kedepannya perekenomian Kampung
Wanapariq bisa meningkat melalui program ini, terutama jaringan pemasarannya
tambah banyak melalui adanya BUMK dan juga bisa menjadi kampung yang mandiri
dari segi ekonomi, tutupnya.(BM)